Konsumsi Gizi Seimbang dalam al-Qur’an - HMI Komisariat Syariah Walisongo Semarang

Breaking

Senin, 20 Juni 2022

Konsumsi Gizi Seimbang dalam al-Qur’an



Masalah gizi kini mulai menjadi sorotan beberapa pakar ilmu agama islam. Dalam bahasa arab, istilah makanan bergizi disebut dengan “al-Ghidzaa’ “, artinya adalah makanan yang memiliki manfaat bagi kesehatan. Allah sangat memperhatikan makanan yang (kelak) akan dikonsumsi oleh hambaNya. Salah satunya yaitu makanan bergizi.

Didalam al-Qur’an terdapat kata “tha’aam“, yang berarti makanan. Kata tersebut disebut sebanyak 48 kali. Kata lain yang mendukung yaitu “akala“, yang berarti makan. Kata tersebut tercatat sebanyak 109 kali sebagai kata kerja, dan 27 kali sebagai kata perintah “makanlah”.

Makanan dan minuman memiliki bahasa arab yang berbeda. Istilah itu adalah “tha’aam” dan “syariba“. Namun pada hakikatnya, keduanya memiliki persamaan yaitu sesuatu yang dimakan dan dicerna oleh lambung. Hal ini sesuai dengan Q. S al-Baqarah ayat 249.

Pedoman makan dengan gizi seimbang dan sesuai aturan tersimpulkan dengan satu kata “thayyib (baik)”. Allah mewajibkan umat muslim untuk mengonsumsi makanan yang halal. Instruksi ini termuat dalam Q.S an-Nahl: 114, Q.S al-Maidah: 88, Q.S al-Baqarah: 68, dan lain-lain. Akan tetapi, pada realitanya makanan yang halal belum tentu thayyib (baik) bagi beberapa kalangan. Selain itu, Allah melarang umat muslim untuk mengonsumsi makanan haram.

Konsumsi makanan halal dan haram sudah jelas ketentuannya di dalam al-Qur’an, akan tetapi tidak dengan thayyibThayyib bersifat personal atau dapat dikatakan beda dari yang lain. Misalnya, penderita darah tinggi (hipertensi) memakan daging kambing. Bahan pangan tersebut merupakan bahan pangan yang halal, tetapi tidak thayyibThayyib dapat diartikan sebagai bentuk aturan agar life style seseorang tidak over load, atau bentuk sikap hati-hati dari seorang manusia untuk selalu memperhatikan apa yang akan dikonsumsi sebagaimana firman Allah. Salah satunya yaitu Q.S. al-A’raf: 31,

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Artinya: Hai Anak Adam. Pakailah pakaianmu yang indah setiap memasuki masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebihan. Sesungguhnya Dia (Allah) tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.

Hal tersebut harus disertai dengan aktifitas fisik berupa olahraga untuk menjaga berat badan agar tetap ideal. Itulah sebabnya, mengapa lebih dari 27 ayat berbicara tentang perintah untuk beraktivitas yang dibarengi dengan perintah makan. Jadi, berdasarkan perspektif al-Qur’an di atas, makan dengan gizi seimbang yaitu selalu makan makanan yang beraneka ragam, halal, dan thayyib, selalu beraktifitas fisik seperti olahraga, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, dan menjaga berat badan.

Selain itu, al-Qur’an juga menyarankan untuk selalu mengonsumsi buah dan sayur. Buah-buahan yang termaktub dalam al-Qur’an yaitu kurma (Q.S Maryam: 25), tin (Q.S at-Tin: 1), zaitun (Q.S Abasa: 29), dan lain-lain. Adapun sayurannya yaitu bawang merah (Q.S al-Baqarah: 61), labu (Q.S. as-Shaffat: 146), dan lain-lain. Sayur dan buah tidak kalah penting dengan makanan beragam yang telah disebutkan diatas. Tubuh manusia terdiri dari air yang harus diimbangi dengan zat gizi makro dan mikro berupa vitamin dan mineral. Hal ini bertujuan untuk meregenerasi sel-sel pada tubuh. Zat gizi tersebut terdapat dalam buah dan sayuran.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi sayur dan buah secara rutin akan dapat menurunkan beberapa risiko penyakit, seperti diabetes tipe 2, stroke, kanker, dan lain-lain. Kandungan vitamin dan mineral yang terdapat pada sayur dan buah juga dapat meningkatkan kesehatan tulang dan gigi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengonsumsi sayur yang tinggi akan kandungan kalsium, seperti bayam, lobak, dan lain-lain.

Wallahu A’lam bi ash-Shawaab.

Oleh: Erina Febri, Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Kesehatan, UIN Walisongo Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages