Salah satu kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Syari’ah Korkom Walisongo Semarang mendapat perlakukan yang biadab dari oknum yang tidak bertanggung jawab saat mengikuti Konfercab LIV HMI Cabang Semarang pada Jumat dini hari (19/11/2021), Oknum kader HMI Cabang Semarang yang memulai keributan itu pula melakukan tindakan mematikan lampu sekertariat HMI Cabang Semaramg tempat berlangsung Konfercab tersebut. Entah apa motifnya. Sebagian oknum menyamar jadi panitia dan sebagian lagi merupakan peserta Konfercab. Kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 02.37 WIB. Adapun benda benda yang mereka gunakan adalah kursi, galon, besi, dan bahkan pisau.
Beberapa kader HMI yang melihat kejadian tersebut pun mencoba untuk melerai, namun semakin banyaknya orang yang berdatangan membuat perkelahian semakin membabi buta. Dari kejadian tersebut, akibatnya salah satu kader HMI Komisariat Syariah mengalami sobekan pada bibirnya dengan darah terus mengalir dan lembab di bagian pipi korban. Kini, korban yang berisinial L telah dilarikan ke Rumah Sakit tedekat untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
Melihat kondisi tersebut, Ketua Umum HMI Komisariat Syariah Walisongo Semarang Syukur Abdillah mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum HMI Cabang Semarang kepada kader HMI Komisariat Syariah tersebut. “Perbuatan tersebut sungguh tidak mencerminkan ciri khas seorang mahasiswa, yaitu memiliki peran isebagai Agent of Change, atau penggerak masyarakat untuk melakukan suatu perubahan ke arah yang lebih baik dengan menggunakan gagasan yang dimiliki,” ucap Syukur.
Lanjut Syukur menagtakan bahwa selain berperan sebagai Agent of Change, mahasiswa pun berperan sebagai Iron Stock, yaitu mahasiswa menjadi generasi penerus bangsa. Kemudian Social Control, mahasiswa diharapkan bisa menjadi pengontrol suatu kehidupan sosial pada masyarakat dengan memberikan saran, kritik, serta solusi untuk suatu permasalahan yang ada. “Sebagai kaum yang memiliki kemampuan intelektual, serta memiliki sikap kritis yang tinggi, mahasiswa seharusnya bisa menjadi jembatan bagi masyarakat, bukan malah menjadi perusuh di tengah masyarakat,” ujar Syukur.
Syukur juga mengatakan bahwa semua peran mahasiswa yang sebagaimana mestinya telah hilang jika dihadapkan dengan prilaku memalukan yang dilakukan oleh Oknum Konfercab HMI Cabang Semarang. “Gagasan-gagasan yang dilontarkan oleh kader kami yang menjadi korban oknum konfercab itupun tidak memiliki unsur pelecehan, seharusnya gagasan dibales dengan gagasan, bukan kekerasan,” tegas Syukur.
Syukur menjelaskan bahwa kebabasan berpendapat itu sudah dilindungi oleh konstitusi, seabagaimana yang termaktub dalam Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan sebagainya ditetapkan dalam undang-undang”. “Selain itu, kebebasan berekspresi pun merupakan hak setiap individu dari sejak lahir dan telah dijamin oleh konstitusi. Kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat diatur dalam perubahan keempat UUD 1945 Pasal 28 E ayat (3) yang berbunyi “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.”,’ tegas Syukur.
Atas dasar prilaku premanisme yang dilakukan oleh oknum Konfercab LIV HMI Cabang Semarang, maka Syukur Abdillah, Ketua Umum HMI Komisariat Syariah Walisoengo Semarang menyatakan sikap:
1. Menuntut Tim SC Konfercab LIV HMI Cabang Semarang sebagai penananggungjawab kegiatan untuk mengusut tuntas kasus kekerasan terhadap kader HMI Komisariat Syariah Walisongo Semarang.
2. Mengecam serta mengutuk semua tindakan kekerasan, intimidasi, dan penganiayaan, terhadap orang-orang yang mengeluarkan pendapat.
3. Mendesak kepada semua pihak untuk tidak melakukan penghalangan, kekerasan, intimidasi dan penganiayaan terhadap kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
4. Mendesak kepada semua pihak untuk melindungi keselamatan setiap kader HMI.
“Semoga kejadian yang menimpa kader HMI Komisariat Syariah Walisongo Semarang bisa menjadi pelajaran untuk seluruh kader di lingkup HMI Cabang Semarang. Jika ada gagasan yang dibalas dengan kekerasan, maka reduplah peradaban,” punkas Syukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar