Ngopi Milea: Membuka Wawasan Lewat Bedah Buku - HMI Komisariat Syariah Walisongo Semarang

Breaking

Rabu, 20 Maret 2019

Ngopi Milea: Membuka Wawasan Lewat Bedah Buku


(Malikdesign)
HMI Komisariat Syar’ah (HMI Komsya) mengadakan agenda Ngopi Milea (Ngobrol Pemikiran Iman Milenial)  di Kanfak Syari’ah Ahad (17/03). Agenda tersebut diisi dengan bedah buku “Laa Ikroha Fiy Ad-din” karya Profesor Syeikh Toha Al-Alwani. Tak main-main, Komsya hadirkan pemateri muda yang sekarang menjadi Formateur LDMI Cabang Semarang Kanda Muhammad Abdul Rozak, S.H.
“Buku ini sangat dianjurkan untuk kalangan mahasiwa, terlebih Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan hukum. Meskipun berbahasa Arab, namun sekarang sudah ada terjemahannya. Jadi, sudah mudah. Semua wajib baca buku ini” tutur MPK HMI Komisariat Syari’ah periode 2017-2018.
Mengawai agenda bedah buku kemarin Rozaq, dengan memaparkan terlebih dahulu sub-sub pembahasan dalam buku tersebut. Selain itu, ia juga menjelaskan kelebihan serta kekurangan yang terdapat didalamnya.
Dalam Kitab Shohih Bukhori yang diriwayatkan oleh Ikrimah disebutkan bahwa “Barang siapa mengganti agamaku, maka bunuhlah!.
Perlu ditelisik lebih bagaimana kandungan Hadits tersebut  jika dikaaitkan dengan ayat Qur’an yang menjelakan bahwa ‘laaikroha fiy ad-din, tidak ada paksaan dalam agama atau ayat dalam surah Al-kahfi ‘faman syaa’a fal yu’min, wa man syaa’a falyakfur, barang siap menghendaki, maka bertakwa, dan barang siapa mengehendaki, maka kufur. Tentunya hal tersebut mengundang tanda tanya besar bagi kita.” Papar Rozaq kepada peserta diskusi Ngopi Milea.
Rozaq berhasil membuat peserta makin penasaran. Al-Quran maupun Hadist yang disampaikan seolah kontradiksi.
“iya juga ya. Ko jadi Hadits dengan kalam Allah seperti bertolak belakang?, usap Leni salah satu peserta diskusi.
 Dan, apakah nabi dahulu pernah membunuh orang murtad?” tanya Rozak kepada peserta yang semakin terheran-heran.
Diskusipun semakin asyik dan menarik. Para peserta mulai beradu argumen dan menanggapi pernyataan dan pertanyaan dari peserta maupun pemateri
“kalau kalian bingung itu berarti saya berhasil membuat kalian berpikir” ujar Rozak disambut tawa para peserta.
Dalam kitab ini terdapat beberapa ‘jar’ untuk Ikrimah. Diantaranya adalah ia merupakan ulama yang dekat dengan penguasa, jadi ia banyak menerima hadiah dari mereka. Namun, kitab ini tidak menyebutkan ta’dilnya yakni tentang periwayatan Ikrimah yang setara dengan 60 orang ulama” kata Rozak mulai memberikan gambaran.
Rozaq mencerikan penjelasan buku tersebut dalam menanggapi hadits riwayat ikrimah tersebut dengan ayat dalam Surah An-Nisa dan Kahfi serta cerita singkat mengenai orang murtad pada jaman Rosulullah SAW dan Sayyidina Abu Bakar.
Kholis selaku moderator menyampaikan kesimpulan pada akhir diskusi itu.
“jadi, antara hadits dan Ayat Qur’an tidak ada perbedaan. Kalaupun ada, itu disebabkan pemahaman kita yang belum mumpuni jadi harus sering diasah dengan terus belajar, berdiskusi, dan bertanya. Tentunya juga dengan melibatkan orang lain, salah satunya yakni dengan mengadakan agenda seperti sore menjelang malam hari ini. Jadi, kita tidak boleh merasa bosan atau merasa cukup dalam hal pengetahuan sebab pada hakikatnya, semakin orang berpengetahuan, maka ia akan semakin sering belajar dan bertanya, ujarnya. (Red:Lay)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages